Sunday, March 31, 2013

The Reason For The Resurrection


The Reason For The Resurrection
Romans 4:25
25who [Jesus] was delivered up because of our offenses, and was raised because of our justification. 


The Bible tells us that Christ was delivered up for our sins and raised from the dead for our justification. You may already know why Jesus died for our sins, but do you know the significance of God raising Him from the dead?

Let me give you an illustration to help you understand the significance of Jesus’ resurrection.

Let’s say that you are living in a foreign country. One day, you happen to break a major rule of the land. You appeal to the king for mercy. He says, “A rule is a rule. I cannot bend the rule for you. What will others say about my integrity? However, if you can find a substitute to take your punishment—three months in jail—I will allow it.”

By God’s grace, you find a willing substitute. He goes to prison on your behalf and you don’t see him for some time. Days, weeks and months pass by.

Now, how or when will you know that your crime has been fully paid for? When will you be able to rest easy regarding your crime? It is when you see your substitute walking free again! When you see him out of prison, you will know that the sentence has been fully served. You will know that you are now justified and no one can bring a charge against you for your old crime. No longer will you be afraid of the king or his guards coming after you because you know that the one who was punished in your place is now walking free.

Beloved, Jesus, your substitute, paid the debt you could not pay. On the cross, He bore the sins of your entire life. God put it all on Jesus and then He punished Jesus for every single one of those sins until He was fully satisfied. And because He was so pleased with what Jesus had done, He raised Him from the dead.

Today, Jesus’ tomb remains empty. He is not there for He has risen! His resurrection and empty tomb will forever be our assurance that we have been fully justified. You no longer have to be afraid of God judging you for your sins. His justice is on your side today!

disalin dari Joseph Prince Ministries

Buat Aku Mengerti


Buat Aku Mengerti
"Hamba-Mu aku ini, buatlah aku mengerti, supaya aku tahu peringatan-peringatan-Mu."
(Mazmur 119:125)

Buatlah aku mengerti, itulah teriakan Pemazmur. Orang yang tidak dibuat mengerti oleh Tuhan, tidak akan bisa mengerti juga.

Tetapi hanya mereka yang punya HATI HAMBA dan MERENDAH, akan bisa berserah seperti itu.

Mereka yang tidak punya hati hamba, akan merasa sudah tahu banyak hal dan mengerti banyak hal juga.

Itulah jawabannya, sebelum Pemazmur berseru minta pengertian, dia berkata dengan lantang: "hamba-Mu aku ini, buatlah aku mengerti, supaya aku tahu peringatan-peringatan-Mu."

Ya,hanya hamba yang akan merendah dan tahu diri bahwa kita butuh DIBUAT MENGERTI. Saudara dan saya tiap saat perlu DIBUAT MENGERTI akan segala sesuatu dalam hidup kita dan jalan-jalan-Nya.

(Disalin dari Renungan Harian "Dari Hati Sang Raja" oleh Pdt. Petrus Agung Purnomo)

Thursday, March 28, 2013

Push On


Push On
Minggu, 3 Mar 2013
Ev. Mikhael Iin Tjipto Wenas

Ada banyak hal kecil yang aneh terjadi dalam kehidupan saya akhir-akhir ini secara beruntun. Iblis tahu bahwa waktunya sangat singkat dan berusaha menggagalkan banyak hal untuk kita take off (terbang). Hari-hari ini jangan hanya JALAN dan BERLARI, tetapi ini waktunya buat kita TERBANG TINGGI dalam pelayanan, pekerjaan dan setiap hal secara ajaib. Setiap kita sudah punya tiketnya, tetapi iblis mencoba dengan berbagai cara untuk kita tidak terbang. Iblis tahu kalau kita punya kunci keberhasilan, terobosan, kemenangan, dan dia mencoba menyembunyikan semua itu.

Sebegitu sekatnya jarak kita dengan janji Tuhan, tetapi ada sebuah lapisan seperti tembok kuat terbuat dari stereofoam sehingga dalam pandangan kita merupakan jalan buntu. Bagian kita tinggal selangkah lagi untuk menerobos lapisan itu olehnya kita harus PUSH ON untuk melihat janji Tuhan digenapi.

Push On bisa kita kerjakan hari demi hari. Push On merupakan hal yang tidak mudah dilakukan, namun saat kita berjalan dalam ketepatan dengan kekuatan Tuhan, hal itu menghasilkan banyak hal ajaib.

Apakah Push On itu?
  • Menginginkan sesuatu yang mustahil. Menginginkan sesuatu yang besar yang dituruh Tuhan di hati. Kejadian 25:31-34 Yakub tahu bahwa hak kesulungan itu milik Esau dan sangat mustahil untik dia miliki. Tetapi karena Yakub sangat menginginkannya, diakhir kisahnya hak kesulungan itu menjadi milik Yakub.
  • Menangkap kesempatan. Yakub menangkap kesempatan pada waktu kacang merah itu ditawarkan. Hasil akhirnya Yakub menangkap kesempatan. Banyak orang membiarkan kesempatan itu berlalu karena ketidakmengertian kita akan destiny besar yang Tuhan beri. Butuh push on untuk menangkapkesempatan. Terus berjuang sampai kita dapatkan harta karun tersebut.
  • Cara berfikir untuk membeli bukan meminta. Level raja-raja dalam kitab wahyu adalah membeli baju putih, minyak dan emas. Banyak orang tidak mau membeli tapi terus minta gratisan (mental gratisan). Mental seperti inilah yang membuat kita terus berada dibawah. saat kita menghargaiakan sesuatu yang Tuhan sediakan inilah benruk respon push on.
  • Push On berarti juga detail. pada saat Tuhan berfirman kita akan menjadi pemimpin yang besar, tidak cukup kita hanya berkata amin, tetapi juga harus mengerti dan mengkaji serta melakukan dengan detail.
  • Jangan menganggap ringan segala sesuatu. Jangan berlaku bodoh seperti Esau. Segala sesuatu yang ada disekitar kita merupakan hal yang besar. Jangan menjadikan sesuatu yang sia-sia dengan menganggap ringan perkara tersebut, apalagi melakukan segala sesuatu dengan sekedarnya. Jangan anggap ringan tindakan profetik karena akan mengubah hidup kita menjadi berbeda.
  • Bekerja dengan kuat. Kejadian 28:18-28 ini saatnya kita bekerja dengan efektif dengan mengatur pekerjaan kita hari demi hari. Jangan salahkan Tuhan kalau kita tidak diberkati karena kita tidak mengecek setiap pekerjaan sampai kebawah dengan detail.mari kita tingkatkan cara kerja, bobot dan efektifitas dalam bekerja. Hitung dengan benar setiap waktu kita. bekerja dengan passion menghasilkan sesuatu yang jauh lebih besar. Dalam hidup Yakub, dia ditipu beberapa kali, tetapi katena passion Yakub mau push on sehingga dia menjadi sangat diberkati.

Beberapa dari kita pernah mengalami berada pada titik tidak ada kekuatan. Kita bisa saja tidak melakukan karena tidak ada kekuatan untuk melangkah guna push on. Tetapi ada juga orang yang mau memaksa untuk push on. Wanita yang 12 tahun pendarahan (Mat 9:20-26), dia memaksa untuk push on sekalipun dengan kekuatan yang terakhir. Jangan pernah berhenti berjuang, jangan pernah berhenti beriman, jangan pernah berhenti berperang, karena akan membuat beban kita semakin berat.

1. Push On berarti berteriak kepada Tuhan. Wanita 12 tahun pendarahan terus berkata:
    "asal kujamah saja jumbai jubah-Nya, aku pasti sembuh." hanya itulah kekuatan terakhir
    yang dia miliki untuk terus berkata-kata membangkitkan imannya. Tuhan punya
    segudang cara untuk menolong setiap kita dan menyatakan keajaiban-Nya.

2. Push On berarti merubah setiap kata negatif ke positif karena itu bisa membangkitkan
    iman. Jangan biarkan ketakutan dan kelemahan terus ada dalam hidup kita. Counter
    setiap keadaan dengan kata-kata yang membangkitkan iman. terkadang kita harus
    meninggalkan kebiasaan bahkan orang-orang sekeliling yang bisa memberi pengaruh
    negatif untuk mencapai destiny yang Tuhan tetapkan. Butuh keberanian untuk memilih
    situasi dan lingkungan yang benar dihadapan Tuhan.


3. Push On berarti mencari jalan dan tidak pernah berhenti. Orang lumpuh bisa push on
    untuk meminta pertolongan dari teman-temannya. Banyak anak Tuhan yang pasif dan
    cukup kerendahan hati untuk minta pertolongan orang lain. Kita butuh orang lain sampai
    kekuatan itu berlipatkali ganda. banyak dari kita tidak mengalami breaktrough karena
    jalan atau berlari seorang diri dan tidak dalam unity yang kuat. Mari satukan kekuatan
    melihat hal besar terjadi di tengah kita.

Markus 2
3 ada orang-orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang.
4 Tetapi mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya karena orang banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring.
5 Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!" 
Biar Tuhan berikan kekuatan untuk kita bisa push on. Orang yang berani push on akan menemukan harta itu.

disalin dari http://elyonsw.blogspot.com/2013/03/push-on.html

Jiwa Yang Rentan & Paskah Yang Disimpangkan


Jiwa Yang Rentan & Paskah Yang Disimpangkan

"Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat." - Kejadian 2:9

"Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: 'Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, tetapi tentang buah pohon (pengetahuan) yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.'" - Kejadian 3:2-3

Kita mengetahui bahwa manusia terdiri dari tiga bagian, yakni roh, jiwa dan tubuh. Pada saat Iblis mencoba menjerumuskan manusia, peluang yang ia miliki hanyalah dari jiwa manusia, karena roh manusia pada dasarnya suci dan hanya milik Elohim saja. Sedangkan tubuh manusia tidak dapat dengan sembarangan disentuh kecuali memang sudah mendapat izin (Ayub contohnya).

Mengapa jiwa manusia? Karena di dalam jiwa manusia terdapat pikiran, perasaan dan kehendak bebasnya. Dan kehendak bebas inilah satu-satunya medan perang antara Tuhan, manusia dan Iblis. Sekarang mari kita perhatikan ayat dalam Kejadian 2:9, dikatakan bahwa yang di tengah-tengah taman adalah Pohon Kehidupan, maksudnya adalah bukan sekedar posisinya saja yang ada di tengah, namun Pohon Kehidupan merupakan pusat kehidupan dari taman itu. Namun anehnya Hawa tidak melihat seperti Elohim melihat. Perhatian Hawa malah terpusat kepada Pohon Pengetahuan sejak awal, dan itu terungkap ketika Iblis baru sekedar mengajaknya berinteraksi (belum pada tahap membujuk). Jadi Iblis hanya memicu "api asing" yang sudah potensial di dalam jiwa Hawa.

Yang lebih aneh lagi adalah saat itu Hawa belum jatuh ke dalam dosa, namun secara tidak sadar sudah salah menetapkan prioritas dalam jiwa dan kehidupannya. Elohim mengharapkan Pohon Kehidupan yang menggambarkan diri dan kehendak-Nya untuk menjadi pusat segalanya, namun Hawa justru menjadikan kehendak dirinya sendiri sebagai pusat kehidupannya.

Dan ketika manusia sudah jatuh ke dalam dosa dan semakin terpuruk, ia hanya bisa membedakan antara yang baik dengan yang jahat, sebagai hasil dari buah Pohon Pengetahuan, dan tidak dapat mengenali apa-apa yang sesungguhnya dikehendaki maupun yang tidak dikehendaki oleh Tuhan Elohim. Manusia cenderung memilih apa yang baik bagi dirinya & menurut dirinya, dan menghindari apa yang jahat atau menurutnya jahat bagi dirinya.

Kristus: Adam Kedua

Bersyukur! Karena Tuhan menganugerahkan diri-Nya sendiri sebagai korban yang hidup dan berkenan di hadapan Elohim. Bahkan ketika di Taman Getsemani semua menjadi jelas bahwa kehendak manusiawi Yeshua Hamasiah (yang juga disebut Yesus Kristus atau Isa Almasih) berbeda dengan kehendak Elohim atau Allah Bapa. Yeshua dalam segala kerelaan-Nya tetap mengambil cawan murka hingga tuntas di atas kayu salib dengan mengabaikan kehendak manusiawi-Nya dan menggenapkan semua kehendak Bapa.

Dan jika Yesus menjadi yang tersulung karena penyaliban yang dialami-Nya, BUKAN berarti kita tidakperlu lagi melakukan pengorbanan yang serupa. Tuntutan Bapa masih tetap sama bagi setiap anak-anak sulung-Nya, yakni mempersembahkan diri dan kedagingan kita. Yang pertama adalah sebagai penggenapan kasih Kristus, "Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita." - 1 Yohanes 3:16. 

Dan yang kedua adalah supaya bukan sekedar mengetahui yang baik dan yang jahat, melainkan mampu membedakan mana yang baik, yang berkenan dan yang sempurna, "Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." - Roma 12:1-2. Hanya dengan penyaliban daging setiap hari, maka kepekaan roh kita semakin terasah untuk menjadi dewasa sehingga dapat membedakan mana yang baik, yang berkenan dan yang sempurna.

Paskah & Natal Yang Disimpangkan


Paskah sejati adalah untuk memperingati kematian dan kebangkitan Yesus Kristus serta kemenangan-Nya atas Iblis, dosa dan maut. Namun penyusupan yang sejak zaman purba terjadi mengakibatkan penyimpangan yang sangat fundamental, baik dalam perayaan Paskah maupun Natal. Gereja yang sudah sejak lama disusupi tradisi Pagan dan begitu dipromosikan secara gencar lewat berbagai media, terutama melalui pusat-pusat perbelanjaan, mengaitkan Paskah dengan sebuatan "happy easter", telur dan kelinci.

Easter (Pagan - Eropa Utara kuno) atau Ishtar (Asiria & Babel) atau Semiramis (Yunani) sesungguhnya adalah nama lain dari dewi Asytoret, pasangan dari Baal (Peor). "Demikianlah mereka meninggalkan TUHAN dan beribadah kepada Baal dan para Asytoret." - Hakim-Hakim 2:13. Sedangkan Baal, yang adalah gambaran lain dari Lucifer selalu muncul setiap perayaan Natal dalam wujud Sinterklas (yang juga diadopsi dari tokoh Odin, yakni raja para dewa kepercayaan Pagan - Eropa Utara kuno). Gambar di samping ini (iklan layanan masyarakat yang diinisiasi oleh komunitas atheis di Amerika Serikat pada Natal 2012 lalu - "Pelihara Tradisi Keceriaannya, Buanglah Mitosnya") merupakan akibat dari buah penyesatan Pohon Pengetahuan, yang sudah sedemikian lama dipupuk dan dipeliharan dalam jiwa yang tidak pernah mau mengenal kehendak Bapa.

Coba renungkan, mana yang lebih dikenal atau lebih akrab dalam setiap kali perayaan Natal, kelahiran Kristus atau Sinterklas? Mana yang lebih didengungkan dalam setiap kali perayaan Paskah, kematian dan kebangkitan Kristus atau tradisi Pagan dengan telur dan kelinci? Dan mengapa tradisi Pagan kelihatan lebih akrab atau lebih dikenal daripada Yesus Kristus sendiri, yang notabene adalah Tuan atas perayaan-perayaan tersebut? Jawabannya tidak lain adalah karena buah Pohon Pengetahuan yang jauh lebih dominan daripada buah-buah roh dari Pohon Persekutuan atau Pohon Kehidupan, yaitu Kristus sendiri.

Sekarang coba perhatikan, di manakah tempat-tempat paling gencar yang sering memperlihatkan atau mempertunjukkan Sinterklas pada saat perayaan Natal dan telur - kelinci pada saat perayaan Paskah? Tidak lain adalah pusat-pusat perbelanjaan. Pertanyaan berikutnya, ada apa dan mengapa tempat-tempat semacam itulah yang paling gencar memperlihatkan Sinterklas dan telur - kelinci? Karena mereka menawarkan perayaan yang memicu hasrat kita untuk semakin konsumtif dengan berbagai diskon dan trik pemasaran lainnya supaya terlihat semakin menarik. Apa dasarnya? Tidak lain adalah hasrat dan mentalitas cinta akan uang yang secara tidak sadar masih bercokol kuat dalam setiap jiwa kita. Maka tidak heran jika Tuhan berkata, "Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka." - 1 Timotius 6:10.

Jumat (Yang Tidak Selalu) Agung

Tidakkah kita seharusnya merasa aneh jika setiap kali Paskah dirayakan di setiap hari Jumat yang disebut agung itu? Ketika kita merayakan hari kemerdekaan Indonesia, maka tanggalnya tetap 17 Agustus, namun harinya yang berubah-ubah. Begitu pula dengan Natal, yang memang awalnya adalah hari perayaan Dewa Matahari orang Romawi (juga berbasis Paganisme). Namun ketika pada perayaan Paskah, justru terjadi yang sebaliknya? Harinya tetap sama, namun tanggalnya yang selalu berubah-ubah setiap tahunnya.

Banyak orang beralasan bahwa ayat dalam Yohanes 19:31 menjadi dasarnya ditetapkan Jumat Agung, "Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib--sebab Sabat itu adalah hari yang besar--maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan." Padahal hari Sabat ada 2 jenis hari, yang pertama adalah Sabat yang memang ada di setiap hari Sabtu (dimulai pada Jumat jam 6 sore hingga Sabtu jam 6 sore).

Namun Sabat yang kedua adalah setiap perayaan besar, yakni Pesakh, Pentakosta, Rosh Hashanah, Yom Kippur, Sukkot, dan sebagainya. "Dan pada hari yang kelima belas bulan (Nisan) itu ada hari raya Roti Tidak Beragi bagi TUHAN; tujuh hari lamanya kamu harus makan roti yang tidak beragi. Pada hari yang pertama kamu harus mengadakan pertemuan kudus, janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan berat (Sabat)." - Imamat 23:6-7. Jadi bukan hanya Sabat yang reguler saja diperintahkan untuk tidak melakukan suatu pekerjaan berat, namun pada Sabat-Sabat perayaan besar pun juga demikian, Sabat yang belum tentu setiap hari Sabtu. Paskah atau Pesakh tahun 2013 ini dimulai sejak jam 6 sore tanggal 25 Maret hingga puncaknya pada tanggal 2 April nanti. Jadi pada Paskah kali ini ada 2 hari Sabat, yakni Selasa tanggal 26 Maret dan Sabtu tanggal 30 Maret.




Jadi sekarang, persembahkanlah tubuh kita sungguh-sungguh sebagai persembahan yang hidup, supaya dapat membedakan mana yang baik dan yang berkenan. Dan singkirkan semua tradisi asing yang tidak ada hubungannya dengan makna sejati dari Kristus Yesus. Keengganan kita menyingkirkan semua tradisi itu merupakan bukti ketidakrelaan kita untuk mempersembahkan hidup kita dan bukti betapa kita masih memiliki mentalitas seperti Hawa yang lebih menyukai Pohon Pengetahuan daripada persekutuan dengan Pohon Kehidupan.


Jadikan Yesus Selalu Sebagai Pusat Dari Segalanya Dalam Hidup Kita

Wednesday, March 27, 2013

The King Is Not Angry With You



The King Is Not Angry With You
Proverbs 19:12
12The king’s wrath is like the roaring of a lion, but his favor is like dew on the grass.

The Bible tells us that the devil walks about like a roaring lion, seeking whom he may devour. (1 Peter 5:8) But have you ever wondered why he acts like a roaring lion?

It has something to do with a lion’s roar. In the Bible, the roaring of a lion speaks of the king’s wrath—“The king’s wrath is like the roaring of a lion”. So when the devil walks about like a roaring lion, he is trying to give you the impression that the King is angry with you. And when you believe that God is angry with you, the devil knows that he has got you.

When you think that God is angry or displeased with you, you will not be confident of His love toward you. Instead, you will expect and fear punishment from Him. And you will want to stay away from Him because you do not wish to incur His wrath any further.

But the truth is that God is not angry with you, even when you fail or blow it, because all your sins have already been judged in the body of His Son at the cross. As the Lamb of God, Jesus became your burnt offering. That is why He said, “I thirst.” (John 19:28)

Those who heard Him say that at Calvary that day thought that His thirst was physical. Actually, His thirst was spiritual because He was being “burnt” by the fire of God’s wrath. He was being judged for our sins. His body exhausted all of God’s wrath until every claim of God’s holiness was satisfied and His wrath appeased!

Now, there is a law called “the law of double jeopardy”, which states that the same crime cannot be tried twice. Today, the fire of God’s wrath will never fall on you as a believer because it has already fallen on His Son at the cross. He judged your sins then, but in the body of His Son.

So right now, you are not under the King’s wrath but His favor. And His favor rains down on you like dew on the grass every morning!

(taken from Joseph Prince Ministries)


Karmel: Mezbah-Cangkul-Pedang – Petrus Agung – Minggu, 24 Maret 2013


Minggu, 24 Maret 2013
Karmel: Mezbah-Cangkul-Pedang
Pdt. Petrus Agung



2Raj 2: 23-25 – Yang menghina Elisa bukan anak-anak kecil, tapi remaja yang beranjak dewasa.
Ungkapan “Naiklah” merupakan hinaan kepada Elisa untuk naik ke surga seperti Elia. Saat mereka berbicara tentang rambut di kepala Elisa, itu menyindir pengurapan Tuhan kepada Elisa.

Ay 25 - Setelah peristiwa itu Elisa pergi ke Karmel.
Di tempat yang dituju Elisa selalu terjadi sesuatu:
Yerikho – mata air Yerikho disehatkan
Bethel – peristiwa di 2Raj 2: 23-25

Elisa sudah menerima jubah Elia, tapi itu saja belum cukup untuk membawa seluruh bangsa menyembah hanya kepada Allah Jehova. Elisa membutuhkan pengurapan dan kelengkapan seperti yang Elia dapat di Karmel, sehingga bisa membawa bangsa Israel berbalik kepada Tuhan.

1Raj 18: 31-40 – Elia menghadapi nabi-nabi Baal
Ada 3 hal yang dibuat Elia dalam peristiwa gunung Karmel, dan itu juga harus kita miliki.

1. Membangun mezbah yang sudah runtuh

Jika ingin hidup dalam anugrah, perkenan, dan berkat Tuhan, maka kita harus membangun mezbah kita masing-masing.

Di awal ikut Tuhan kebanyakan orang antusias dan mencintai Tuhan, kehidupan doanya luar biasa, suka membaca Firman. Tapi karena banyak hal, akhirnya semua semakin luntur.

Fondasi paling utama hidup kita untuk tetap berdiri di hadapan Tuhan: membangun mezbah hidup kita

Setiap pagi saat kita duduk diam dan merenungkan Firman, menyembah Tuhan, menghadapkan hidup kepada Tuhan, menaikkan doa, ini membuat hubungan kita dengan Tuhan tetap berjalan.

Kesaksian: p Agung bertemu p Alex-gembala Bethany di bandara Juanda. P Agung tanya rahasia sukses p Alex. Ada pengajaran Tabernakel. Kebanyakan orang masuk dari halaman, masuk kemah suci, tapi P Alex langsung masuk ruang Maha Kudus, caranya: menyembah. Begitu menyembah maka langsung masuk ruang Maha Kudus dan bertemu Tuhan.

Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya. (Ams 10: 22)

Jika kita sadar ada yang kurang, hilang, rusak, maka kita harus perbaiki mezbah kita!

Saat rekaman untuk TV Benny Hinn, ps Benny ajak p Agung doakan seorang ibu. Sebelum doakan, ps Benny ajari Firman, lalu menyembah dan mengundang Tuhan Yesus. Begitu manifestasi Tuhan turun, barulah ps Benny dan p Agung doakan kesembuhan, dan kesembuhan terjadi. Ps Benny tidak langsung mendoakan, tapi membangun mezbah dan menantikan Tuhan Yesus datang.

Begitu hadirat Tuhan turun, maka favor Tuhan turun dalam hidup kita, dan kita akan mendapat perkenan Tuhan dan manusia.

2. Cangkul
Setelah mezbah dibangun, Elia membuat parit di sekitar mezbah. Untuk membuat parit perlu cangkul.

Ukuran parit adalah 2 sukat benih, sehingga apapun yang diletakkan di situ adalah benih.

Pengertian parit:
Saluran semacam selokan.
Perban untuk membalut luka, atau kulit tipis yang melapisi saat kulit alami proses kesembuhan.
Parit dari akar kita: naik, tumbuh, memancar dengan kuat, makin luas dan jadi yang paling superior/ hebat.

Elia taruh “benih” berupa 12 buyung air dalam parit, melambangkan 12 suku Israel. Tuaiannya adalah hujan yang lebat. Sebelum hari itu Israel tidak alami hujan dan gersang selama 3,5 tahun. Setelah peristiwa ini hujan turun dengan lebat.

Benih apapun yang kita tabur harus dari hati yang sudah tidak ada luka lagi !
Banyak orang meletakkan korban dan benihnya dengan luka di hati yang tidak terselesaikan.

Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang! (Rm 12: 18)

Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu; (2Kor 9: 10)

Tuhan beri kita benih untuk kita tabur, tapi sering benih itu mati karena parit kita penuh dengan luka: luka, kecewa, sakit hati, jengkel, marah, dendam, benci, pahit, menyimpan kesalahan orang lain, menghakimi. Jika kita mau bereskan itu semua maka hati kita merupakan parit yang bisa Tuhan beri benih terbaik!

Ada seorang istri menteri bertugas kembangkan sebuah desa, tapi tidak ada tanaman yang berhasil karena airnya asin. Setelah ditangani tim agro, airnya tidak asin lagi. Kemudian ditanami banyak pohon dan sekarang semua sudah tumbuh dan berbuah, karena “parit”nya sembuh.

Bereskan semua yang membuat hati kita luka dan kecewa, sehingga pengertian ke-3 dari “parit” akan terjadi: mengalami pertumbuhan, naik, memancar kuat, makin luas dan jadi superior di atas yang lain.

Supaya yang kita buat berhasil: jangan simpan kepahitan, dendam, sakit hati, marah dan kecewa !
Ampuni semua yang bersalah pada kita, maka kemanisan Tuhan akan mengalir masuk ke hidup kita!

Miliki iman yang simple, singkirkan semua yang rumit, kembali pada kesederhanaan Alkitab !

Dalam KKR kesembuhan Ilahi, banyak orang-orang sederhana, dengan iman yang sederhana, justru mereka mengalami kesembuhan. Padahal yang sudah tahu banyak malah tidak bisa sembuh dari penyakit yang sederhana.

They shall call the people unto Mount [ Carmel ]; there they shall offer sacrifices of righteousness, for they shall suck the abundance of the seas and the treasures hid in the sand. (Ul 33: 19, Amp)

Bangsa-bangsa naik ke gunung Karmel untuk membangun mezbah, membangun parit, meletakkan korban yang benar. Korban yang benar harus dari hati yang benar.

Saat kita membangun sesuatu yang tepat di Karmel, hidup kita akan menghisap kekayaan yang luar biasa.

3. Pedang
Apapun yang Tuhan perintahkan dalam hidup kita harus dituntaskan! Seperti Elia yang menyembelih nabi-nabi Baal.

Pengumuman
Jumat Agung – ibadah pagi 07:00, kita makan dan minum perjamuan kudus, dan “abudant rain” akan menyusul.

( disalin dari http://joshuaivanministries.blogspot.com/)


Banyaknya Doa

"Karena kamu juga turut membantu mendoakan kami, supaya banyak orang mengucap syukur atas karunia yang kami peroleh berkat banyaknya doa mereka untuk kami." 
(II korintus 1:11) 

Karunia yang Paulus peroleh, karena banyak doa yang dinaikkan oleh anak-anak Tuhan bagi dia. 

Ayat ini mengindikasikan bahwa doa yang terus menerus dinaikkan, bukan hanya oleh satu orang tetapi banyak orang, memiliki akibat yang luar biasa. 

Betapa pentingnya, kalau begitu, bagi kita untuk saling mendoakan, 

Betapa ajaibnya hasil dari doa yang terus menerus dinaikkan oleh semua kita kepada Tuhan. 

Saudara yang kekasih, jangan berhenti saling mendoakan. 

Saling mendoakan jauh lebih baik dan indah daripada saling mencaci dan memaki. 

Hendaklah keluhan dan permohonan kita hanya naik ke tahta-Nya. 

Mari terus berdoa. 

(Disalin dari Renungan Harian "Dari Hati Sang Raja" oleh Pdt. Petrus Agung Purnomo)