Thursday, April 18, 2013


No Limits – Petrus Agung – Jumat, 5 April 2013
Jumat, 5 April 2013
No Limits -Petrus Agung


Luk 15:11-32 – Kisah anak yang hilang.

and all that I have is yours. (Luk 15:31b)

Ayahnya berkata: segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu (ay 31b).

Dasar untuk jadi NO LIMIT adalah semua yang Tuhan punya adalah milik kita

Tapi banyak anak Tuhan yang tidak merasa bahwa semua milik Bapa adalah milik kita.
Kedua anak dalam kisah di atas “hilang”, karena mereka tidak merasa memiliki harta yang Bapanya miliki. Bungsu minta sebagian harta ayahnya yang jadi bagiannya, tapi tidak anggap bahwa semuanya juga milik dia.

Si bungsu seperti kebanyakan orang Kristen:
Saat susah dan miskin bicara rohani: kehendak dan visi Tuhan.
Saat mulai diberkati, mulai ingin menikmati hidup, dan mulai merasa bahwa Tuhan sebagai gangguan.

Kata berfoya-foya artinya hidup menyerempet bahaya. Padahal Yesus berkata:

Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. (Yoh 15: 5)

Jika saat kita ingin menikmati hidup di luar Tuhan, dan merasa Tuhan sebagai gangguan, maka kita terputus dari sumber kehidupan kita dan semuanya segera habis.

Si sulung seperti banyak pelayan Tuhan di gereja, bertahun-tahun merasa jadi budak bapaknya, dan merasa benar, tapi merasa tidak mendapat apapun.

Kita sering merasa harus melayani dan bekerja untuk Tuhan, dan pelayanan itu adalah pekerjaan sosial yang tidak ada keuntungannya. Kemudian kita berharap mendapat sesuatu, tapi kenyataannya tidak terjadi. Tuhan tidak pernah salah, artinya cara berfikir kita yang keliru.

Tuhan berkata bahwa DIA NO LIMITS, tapi kita membatasinya.
Buktinya: saat bungsu minta bagiannya, diberikan. Saat bungsu bertobat, diberi jubah tanda kebangsawanan dan cincin untuk meterai stempel yang artinya semua haknya dipulihkan!

Tuhan akan membongkar batas cara pemikiran kita hingga kebenaran ini masuk ke hidup kita
Jika kita sadar bahwa dalam Tuhan itu NO LIMITS, maka kita tidak akan pernah kekurangan !

Kesaksian: Tahun 1991 p Agung kenal dengan salah seorang pengusaha, p Agung doakan kesembuhan salah satu stafnya, dan benar-benar sembuh. Pengusaha ini membiayai p Agung untuk ikut KKR ps Benny Hinn di Malaysia. Tour itu ternyata paket ekonomis: pesawat kelas ekonomi, tidur di hostel, makan nasi kotak. Saat itu p Agung merasa bahwa semua yang di dapat sudah lumayan karena dibayari.
Saat pengusaha itu lihat p Agung sedang makan nasi kotak, p Agung diajak makan di restoran sesuai kelas pengusaha itu. Di hati p Agung berfikir untung sudah diajak, ini artinya mental “dibayari”. Ini bukan mental yang memahami bahwa Bapa kita No Limits.
Kemudian pengusaha ini ke penginapan p Agung, kemudian p Agung diajak pindah ke hotel Shangrilla yang sewanya saat itu semalam 1 juta.

Tuhan ijinkan p Agung alami semuanya, sehingga cara berfikirnya berubah, tidak bergaya hidup miskin. Karena jika cara berfikir p Agung tidak berubah, semua jemaat akan punya gaya hidup miskin

Mental yang miskin merepotkan Tuhan, karena saat Tuhan berikan berkat besar justru akan mencederai dan mencelakakan kita.

Kita harus punya kebebasan percaya bahwa sumber berkat kita adalah dari Tuhan,
bukan penghasilan rutin kita.

Kelimpahan dimulai dari mentalitas dan jiwa kita!

Beloved, I pray that you may prosper in all things and be in health, just as your soul prospers (3Yoh 2)

Aku berdoa di atas semua yang lain, kiranya engkau berkelimpahan dan dalam keadaan sehat, sebagaimana jiwamu juga berkelimpahan dan sehat

Saat mental kita limpah, semua di hidup kita ikut berkelimpahan.

Ilustrasi: 3 botol coca-cola, diproduksi pabrik yang sama, ramuan sama, lalu dikirim.
1 diturunkan di warung rokok – harga Rp. 4000,-
1 diturunkan di swalayan besar, dipajang rapi, dingin, harga Rp. 7500,-
1 diturunkan di hotel, tidak dipajang, hanya ada di daftar minuman, harganya 60rb + pajak.
Tergantung kita akan pilih yang mana.

Kesaksian: Saat p Agung bicara di satu kota, ditempatkan di hotel yang sangat parah. P Agung pindah hotel, karena tahu apa yang dibutuhkan: tempat yang wajar. Awalnya semua akan diurus sendiri supaya tidak memberatkan siapapun. Ini mentalitas No Limit.

disalin dari http://minyakcadangan.blogspot.com/2013/04/no-limits-petrus-agung-jumat-5-april.html

Doa yang Sederhana


Doa yang sederhana
TUHAN telah mendengar permohonanku, TUHAN menerima doaku.
(Mazmur 6:10)

Saat kuberlutut, aku mau berkata: raja aku mau menghadap pada-Mu. Saat kukatupkan kedua tanganku, aku ingin berkata: Betapa hari Ini aku adalah tawanan "Roh Kudus". Bawalah aku ya Tuhan kemanapun Engkau mau. Saat kupejamkan mataku, betapa aku hanya ingin memandang wajah Juru Selamatku saja dan takkan kubiarkan dunia membayangiku. Saat kuucapkan kalimat-kalimat doaku, oh...penggalan ungkapan isi hatiku pada Yesusku..yang berjanji mendengar dan mengabulkan doaku.

Sebuah doa yang sederhana...tapi didengar oleh Bapaku yang disorga. Ya sebuah doa yang sederhana.

Saudara yang kekasih...berdoalah.

(Disalin dari Renungan Harian "Dari Hati Sang Raja" oleh Pdt. Petrus Agung Purnomo)

Thursday, April 11, 2013

Tidak Berharap Pada Manusia


Tidak Berharap Pada Manusia
"Maka sia-sia Yakub akan ada di tengah-tengah banyak bangsa seperti embun dari pada Tuhan seperti dirus hujan ke atas tumbuh-tumbuhan yang tidak menanti-nantikan orang dan tidak mengharap-harapkan anak manusia".
(Mikha 5:6)

Kita hidup di tengah-tengah manusia lain, dengan semua kekurangan dan kelebihan masing-masing. Kita hidup dalam alam jasmani yang begitu nyata, yang beda dengan alam rohani yang seringkali tidak segamplang alam jasmani.

Akibatnya, pada waktu kita mengalami kesusahan dalam keluarga, lebih mudah bagi kita untuk berpaling kepada yang 'terlihat' daripada kepada yang 'tidak terlihat'.

Lebih mudah berpaling dan berharap pada manusia,daripada berpaling dan berharap pada Tuhan.

Itulah sebabnya, yang berpaling kepada Tuhan, hanyalah SISANYA. Artinya, sebagian besar tidak bisa mengandalkan Tuhan dalam hidupnya.

Bagaimana dengan kita? Apakah kita tergolong yang 'sisa' atau tergolong mereka yang 'habis' karena ketidakpercayaan kita?

Saya berdoa, kita jadi golongan yang tetap berharap pada Tuhan dan bukan pada manusia.

Praise the Lord!!

(Disalin dari Renungan Harian "Dari Hati Sang Raja" oleh Pdt. Petrus Agung Purnomo)

Tuesday, April 9, 2013

Mimpi Profetik Suzette Hattingh


Mimpi Profetik Suzette Hattingh


Bahasa Inggris :
VERY IMPORTANT PROPHETIC DREAM I HAD LAST NIGHT ... PLEASE READ CAREFUL:
At 4am I woke up, saw that I still had a few minutes before I had to get up, lay back and fell in a deep sleep again and dreamt the following: (please understand that this is in a spiritual context).

I was in love and the man I was to marry stood close to me. Rather surprised I said “so you are the man I am going to marry?” He turned to me and said “come I want to show you the mansion I have built for you, I have built it on a solid rock, not on sand”. I looked and saw a great house build on the top of the hill it was not a double story house, no it was not modern like today but very solid and large. Surprised I said “oh it is really on rock and beautiful”…He then said “come I want to show you my garden as my bride” we walked into a garden also where some rocks were, I saw the most beautiful garden with different vegetables and pants planted. I saw a vine and different spices then this “man” took some fruit and gave it to me to eat… he did not give me grapes he gave me some other fruit wonderful ripe fruits.
Song of Solomon 4:16 Let my lover come into his garden and taste its choice fruits.
He then said “look I have turned the desert into a garden...” (Isaiah 32:13)

I turned to this man and said “so if I am to marry you, have you been married before, do you have children?” he looked at me and said “no I have never been married before and I come to fetch my bride…” I woke up … I knew the Lord was clearly speaking of His spiritual bride He is about to fetch. I don’t know when Jesus will be coming for His bride or if He would call me home before His return but … this is not the first time I had a dream like that. In December 1999 I had almost the same dream please read below what I wrote then……

Dec 99
The wedding!
In my dream it was only half an hour before my wedding was to take place! All the people around me were hectic and running around with the preparations for the wedding. Looking at my watch I realised that I too, as the bride, had only half an hour left to get ready! I just quickly glanced into the church were some guests already arrived for the event. Shocked I saw that the church was not at all prepared with any decorations for the celebration! I burst out in tears and cried out “how is it possible that the church is so unprepared at this late stage?” as I woke up the Spirit of the Lord clearly spoke into my spirit “ The time for my return is shorter than what my people think and they are so unprepared!”

How wise or foolish are we really? (Matt. 25:1-13)
The moment I started praying about my dream it was clear to me was that we are all so busy and hectic as the bride of Christ, preparing for His return. So many activities, which is wonderful but how much time do we spent with the Bridegroom himself? Are we really spiritually prepared for His return?
My dear friend, I pray that this word bless and minister to you. Let us be prepared. I do not know how long this “half an hour” is that the Lord showed me in the dream I only know it is shorter than what we think.
May the Lord bless you as you pray over this in mediation before Him

Suzette Hattingh
Voice in The City e.V
Sumber: https://www.facebook.com/suzette.hattingh.71
post : http://www.facebook.com/suzette.hattingh.71/posts/569003403133084
_______________________________________________________________________________
Bahasa Indonesia :
- ditulis tanggal 5 April 2013 -

Rekan-rekan sekerja dan teman-teman terkasih,

Hari ini saya ingin menyampaikan hal yang urgen kepada anda: dua malam yang lalu saya menerima sebuah mimpi profetik yang sangat penting dan saya ingin membagikannya kepada anda.

Pada pukul 4 pagi saya terbangun. Saya melihat bahwa saya masih mempunyai waktu beberapa menit sebelum saya harus bangun, jadi saya tetap berbaring dan tertidur nyenyak lagi serta bermimpi sebagai berikut (tolong dimengerti bahwa mimpi ini berkonteks spiritual).

Saya sedang jatuh cinta dan pria yang akan saya nikahi berdiri dekat dengan saya. Dengan agak heran saya berkata, “Jadi anda adalah pria yang akan saya nikahi?” Dia berpaling kepada saya dan berkata, “Mari, aku ingin menunjukkan rumah yang telah kubangun bagimu, aku telah membangunnya di atas batukarang yang teguh bukan di atas pasir”. Saya memandang dan melihat sebuah rumah bagus yang dibangun di puncak bukit. Rumah itu tidak bertingkat dan tidak bergaya modern seperti rumah jaman sekarang namun sangat kuat dan besar. Dengan kagum saya berkata, “Oh, rumahnya benar-benar di atas batukarang dan indah.” Lalu ia berkata, “Mari, aku mau menunjukkan kebunku kepadamu sebagai mempelai-perempuanku.” Kami masuk ke dalam sebuah kebun yang di dalamnya terdapat beberapa batukarang. Saya melihat kebun yang paling indah dengan sayur-sayuran dan pohon-pohon yang ditanam. Saya melihat sebuah pohon anggur dan berbagai rempah-rempah, lalu “pria” ini mengambil beberapa buah-buahan dan memberikannya kepada saya untuk dimakan. Dia tidak memberi sayaanggur, tetapi dia member buah-buah lain yang bagus dan matang. Kid. 4:16 “Semoga kekasihku datang ke kebunnya dan makan buah-buahnya yang lezat.” Lalu dia berkata, “Lihatlah, aku telah mengubah padang-gurun menjadi kebun buah-buahan…” (Yes. 32:15).

Saya berpaling kepada pria ini dan berkata, “Jika saya harus menikah dengan anda, apakah anda sudah pernah menikah sebelumnya, apakah anda mempunyai anak-anak?” Dia memandang saya dan berkata, “Tidak, aku belum pernah menikah dan aku datang untuk menjemput mempelai-perempuanku...” Saya terbangun … Saya tahu Tuhan berbicara dengan jelas mengenai mempelai-perempuan rohani-Nya yang akan Dia jemput. Saya tidak tahu kapan Yesus akan dating untuk menjemput mempelai-perempuannya ataukah Dia akan akan memanggil saya pulang sebelum Dia kembali, tetapi ini bukan pertama-kalinya saya mendapat mimpi seperti itu. Di bulan Desember 1999 saya menerima mimpi yang hamper sama. Silakan baca di bawah ini apa yang saya tulis ketika itu.....


Desember ‘99
Pernikahan!
Dalam mimpi saya, ketika itu adalah setengah jam sebelum pernikahan diadakan! Semua orang di sekitar saya sedang sibuk dan mondar-mandir menyiapkan pernikahan tersebut. Ketika saya melihat jam-tangan saya, saya menyadari bahwa sebagai mempelai-perempuan sayapun hanya mempunyai waktu setengah jam lagi untuk bersiap-sedia! Saya hanya cepat-cepat memandang sekilas ke dalam gereja dimana sebagian tamu telah tiba untuk menghadiri acara itu. Dengan terkejut saya melihat bahwa gereja itu sama-sekali tidak disiapkan dengan dekorasi apapun untuk acara tersebut! Saya menangis dan berseru, “Bagaimana mungkin bahwa gereja dalam keadaan yang sedemikian tidak siap di tahap terakhir ini?” Ketika saya terbangun, Roh Tuhan berbicara dengan jelas kepada roh saya, “Waktu kedatangan-Ku lebih-cepat daripada yang diperkirakan oleh umat-Ku dan mereka sangat tidak-siap!”


Seberapa bijaksana atau bodohnya kita (Mat. 25:1-13)
Pada saat saya mulai berdoa mengenai mimpi saya, saya menjadi mengerti bahwa sebagai mempelai-perempuan Kristus kita semua begitu sibuk menyiapkan kedatangan-Nya kembali. Begitu banyak aktivitas – yang memang baik, tetapi seberapa banyak waktu yang kita luangkan bersama Mempelai-pria itu sendiri? Apakah kita benar-benar siap secara rohani bagi kedatangan-Nya?
Teman-teman, saya berdoa agar firman ini memberkati dan melayani anda. Mari kita bersiap-sedia. Saya tidak tahu berapa lamanya “setengah jam” yang Tuhan tunjukkan kepada saya di dalam mimpi itu, saya hanya tahu bahwa rentang waktu itu lebih-singkat daripada yang kita perkirakan.
Kiranya Tuhan memberkati anda ketika anda mendoakan perenungan ini di hadapan-Nya.

Suzette Hattingh
Voice in The City e.V

Mata yang Terarah Pada-Nya


Mata yang Terarah Pada-Nya
"Mataku tetap terarah kepada TUHAN, sebab Ia mengeluarkan kakiku dari jaring."
(Mazmur 25:15)

Saat kita terperangkap terhadap sesuatu keadaan, naluri manusia kita akan membuat kita sangat berkonsentrasi pada jaring yang memerangkap kita. Reaksi seperti itu kelihatannya normal bukan?

Tetapi di dalam Tuhan, yang Dia mau berbeda. Mata tertuju pada Dia adalah solusi yang terbaik.

Rajawali saat dikerubuti burung-burung perampok, yang dia buat adalah terbang ke arah matahari. Dia menatap terus ke atas dan terbang makin meninggi. Pada ketinggian tertentu burung-burung itu akan berjatuhan karena mata mereka terbakar sinar matahari.

Kalau anda sedang dalam jerat musuh, tetap Dia dan terus terarah pada-Nya. Jangan fokus pada persoalan, tapi fokus ke Tuhan saja.

Tetap terarah. Tetap fokus ke Tuhan.

God Bless....

(Disalin dari Renungan Harian "Dari Hati Sang Raja" oleh Pdt. Petrus Agung Purnomo)